"Dan," ujar Putri dengan suara yang sangat halus.
Idan mengangkat wajahnya, "Ada apa Put?" jawab Idan pelan
"Sepertinya aku harus mengakhiri hubungan kita ini..," ujar Putri dengan suara yang berat. "Aku tahu ini berat, bahkan mungkin sangat berat. Tapi penyakit leukimia ini yang membuat aku harus mengambil keputusan ini..." ujar Putri lagi.
"Apa kamu bilang Put?" ujar Idan kaget tidak percaya dengan ucapan Putri barusan.
"Umurku sudah tidak panjang lagi!" ujar Putri menegaskan pada Idan.
"Tidak Put, tidak mungkin, pasti kamu bohong sama aku," Idan masih tidak percaya dengan yang ia dengar.
"Maafin aku Dan, selamat tinggal..." ujar Putri sambil melangkah pergi.
"Tunggu Put!" Idan menghentikan langkah Putri.
"Put," ujar Idan lagi, "Penyakitmu bukan alasan untuk mengakhiri hubungan kita. Dokter itu bukan Tuhan yang berhak memvonis umurmu tidak akan panjang, Tuhan punya rahasianya sendiri untuk kita yang tidak kita ketahui."
Putri menelan ludahnya, ia menatap Idan heran.
"Apa kamu berfikir akan ada keajaiban yang bisa menyembuhkan aku?" ujar Putri pelan.
"Ya," Jawab Idan singkat, "Tapi, seandainya ini bukan waktu dan bagian kita untuk bisa bersanding di kehidupan ini. Aku yakin tuhan akan mempertemukan kita di kehidupan yang lain..." ujar Idan lagi sambil memeluk Putri.
"Ya, kamu benar Dan.." Ujar putri sambil menitikan air mata di pelukan Idan.
Kekasih...
Kau menghiburku ketika aku susah, mengingatkanku ketika senang
Hadirmu seperti oasis yang setetes airnya mampu menyejukkan jutaan debu
Terima kasih Tuhan telah menciptakan dia untukku
Dan kini aku tahu bahwa kehendakmu tidak mengenal akhir dalam diriku...
Salam karya,
Iman Pitoy
Ciledug,
23-01-2011,
21:07 WIB

