Ditengah perjalanan, mereka bertengkar hebat. Sang suami yang sudah dikuasai emosinya oleh syaitan, memaki bahkan menampar sang istri. Tapi, sang intri hanya diam tidak membalas, dia hanya tersenyum sambil menuliskan isi hatinya diatas sebuah pasir.
"Suamiku melukai hatiku..."
Setelah itu, mereka meneruskan perjalanan hingga tiba di sebuah sungai. Sang istri meminta ijin untuk mandi. Saat mencoba mulai berenang, dia hampir tenggelam, sampai akhirnya sang suami berhasil menyelamatkannya. Setelah siuman, dia kembali tersenyum dan menuliskan isi hatinya. Tapi kali ini berbeda, dia menuliskannya bukan diatas pasir, melainkan batu.
"Sekarang, suamiku tercinta menyelamatkan nyawaku..."
Sang suami terlihat heran, lalu menanyainya:
Suami bertanya: "Kenapa saat aku melukaimu, kamu menuliskan itu diatas pasir? dan saat ini, saat aku menyelamatkanmu, kamu menulisnya diatas batu?"
Istri menjawab: "Kenapa aku menuliskan diatas pasir saat aku dilukai, karena agar angin maaf dapat menghapus tulisan diatas pasir itu. Dan saat kamu berbuat hal yang membuatku bahagia, aku akan menuliskannya di batu, agar angin tidak dapat menghapusnya..."
Dalam hidup ini, pasti sering terjadi kesalah pahaman/beda pendapat, yang terkadang bisa membuat kita bertengkar karena sangat menyakiti hati. Oleh karena itu belajar lah untuk bisa saling memaafkan dan melupakan masalah yang lalu.
Cerita diatas memberikan pelajaran buat kita. Pelajaran untuk bisa memaafkan, sekalipun itu sangat menyakitkan, dan pelajaran untuk selalu mengingat kebaikan-kebaikan yang telah kita terima dari orang lain.
Semoga teman-teman semua dapat belajar dari tulisan saya ini.
Salam,
Iman Pitoy,
Ciledug,
31-03-2011,
15:37 WIB.


